This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 30 Mei 2015

Video tutorial membuat label pada postingan

ini adalah video tutorial bagaimana cara membuat label pada postingan, semoga anda bisa mendapatkan manfaat ketika manyaksikan video ini

sejarah

Perpustakaan Menjalin merupakan unit penunjang  yang mempunyai tugas pokok mendukung proses pembelajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Di awal berdirinya pada tanggal 13 april 2015 Perpustakaan Menjalin menempati gedung di Jl.Raya Menjalin dan saat  kabupayen landak. Adapun visi misi perpustakaan menjalin adalah sbb:
Visi & Misi
Visi Perpustakaan menjalin adalah menjadi pusat layanan informasi global berbasis teknologi informasi yang mengedepankan pembelajaran berbasis riset.  Sedangkan misi Perpustakaan menjalin adalah:
·         Menjadi pusat referensi informasi ilmiah bagi seluruh kalangan masyarakat umum
·         Menjadi unit penunjang dalam pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
·         Memberikan fasilitas pembelajaran sepanjang hayat dan menjadi rumah kedua bagi segenap kalangan masyarakat
Layanan & Akses Sumber Daya Informasi
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, Perpustakaan memberikan berbagai jenis layanan seperti:

·         Layanan Sirkulasi (Peminjaman dan Pengembalian Koleksi)
·         Layanan Referensi
·         Layanan Terbitan Berkala
·         Layanan Tugas Akhir, Skripsi, Thesis dan Disertasi
·         Layanan Koleksi Karya Ilmiah
·         Layanan Koleksi Langka/Hatta
·         Layanan Windows of the World
·         Layanan Keanggotaan
 Dalam upaya mendukung perpustakaan bertaraf internasional Perpustakaan menyediakan berbagai jenis koleksi baik tercetak maupun digital. 

Kamis, 28 Mei 2015

koleksi tesis dan disertasi

Koleksi Tesis & Disertasi Layanan ini merupakan layanan yang menyediakan koleksi tesis dan disertasi . Pada layanan ini disediakan koleksi tesis dan disertasi dari seluruh kalangan. Saat ini tersedia koleksi baik dalam bentuk tercetak maupun digital. Pengguna dapat menggunakan komputer yang tersedia di perpustakaan untuk mengakses naskah lengkap dari koleksi tesis dan disertasi, sedangkan abstraknya dapat diakses melalui Katalog Tesis dan Disertasi Sejak tahun 2013 . Namun untuk dua koleksi ini hanya tersedia dalam bentuk digital atau tidak menyediakan koleksi cetak. Koleksi digital ini hanya dapat diakses melalui komputer yang tersedia di perpustakaan. Ruang Baca Tesis

Rabu, 13 Mei 2015

sistem dan sarana temu kembali informasi

Sistem temu kembali Informasi (information retrieval sistem) adalah suatu sistem penyimpanan, pencarian , dan pemeliharaan informasi . Informasi dalam konteks ini dapat terdiri dari teks  termasuk angka dan data tanggal ) , gambar , audio, video dan benda multi- media lainnya .

Tujuan sistem temu kembali informasi adalah
Tujuan umum dari Information Retrieval Sistem adalah untuk meminimalkan pengeluaran pengguna menemukan informasi yang dibutuhkan. 

Pendekatan Temu Kembali

2 pendekatan temu kembali, yaitu perspektif manusia dan mesin
a.       Perspketif manusia
1)      know-item searching adalah dilakukan oleh pengguna ketika mereka mencari dengan mengetahui bahan, seperti pengarang atau judul
2)      subject searching  adalah dilakukan oleh pengguna yang tidak mengetahui bahan secara khusus dalam pikiran, meraka dapat menelusuri dengan pendekatan subyek
b.      Perspektif mesin
1)      Citation indexing, menggunakan rujukan dimuncul pada akhir dokumen, khususnya tulisan penelitian.
2)      Hypertext links; dikenal dengan WWW (world wide web) mengidentifikasi kata atau prase dengan diklik maka terhubung dengan dokumen yang sesuai atau dokumen yang sama pada bagian lainya.
3)      Information filtering; teknik pemisahan (sorting) data yang besar untuk memberikan pencarian dalam susunan untuk mengeluarkan yang kurang sesuai.
4)      Image dan sound processing; masa pengembangan,  banyak penelitian menempatkan dalam teknik temu kembali gambar, video, dan suara secara langsung tetapi sistem kerjanya banyak menggunakan kata-kata.


Sarana temu balik koleksi perpustakaan

Pengindeksan menghasilkan dua sarana temu balik dokumen yang disimpan di perpustakaan:
1.                  Susunan dokumen di rak
2.                  Sistem katalog

SUSUNAN DOKUMEN

Susunan dokumen di rak dapat berfungsi sebagai sarana temu kembali apabila dokumen disusun berdasarkan suatu ciri yag signifikan, misalnya isi (untuk dokumen non fiksi) atau pengarang (untuk dokumen fiksi)

Ada dua sistem penempatan atau susunan di rak:
1.      Penempatan tetap (fixed location / fixed order)
a.       Dokumen disusun menurut penerimaan, ukuran atau ciri non signifikan lain
b.      Dokumen mempunyai tempat tetap
c.       Susunan dokumen tidak membantu sebagai sarana temu balik informasi

2.      Penempatan relatif (relative location / relative order)
a.       Dokumen disusun berdasarkan isinya (subyek) à menurut nomor kelas
b.      Dokumen dapat berpindah tempat jika ada dokumen baru
c.       Baik untuk ‘browsing’
d.      Merupakan sarana temu balik yang berguna (meskipun tidak sebaik katalog)

Kegunaan susunan dokumen sebagai sarana temu balik dokumen juga dipengaruhi oleh sistem pelayanan yang diterapkan di perpustakaan.
1.      Pelayanan atau susunan terbuka (open access)
2.      Pelayanan atau susunan tertutup (closed access)

Pelayanan atau susunan terbuka (open access)
Pemakai dapat memilih / mengambil sendiri dokumen yang dikehendaki sebab rak buku ditempatkan di ruangan yang terbuka untuk umum (pemakai)

Pelayanan atau susunan tertutup (closed access)
Pemakai tidak dapat mengambil sendiri, tetapi harus minta bantuan petugas. Dokumen ditempatkan di rak dalam ruangan tertutup untuk umum (pemakai). Dalam sistem pelayanan seperti ini dokumen tidak dapat berfungsi sebagai sarana temu balik bagi pemakai.

Kelebihan susunan dokumen sebagai sarana temu kembali:
1.      Langsung
2.      Memungkinkan browsing.
Kekurangan susunan dokumen sebagai sarana temu kembali:
1.      Pendekatan tunggal
2.      Susunan terputus (broken order)
3.      Dokumen mungkin tidak berada ditempatnya karena sedang dipinjam, dijilid kembali, dan lainnya.

KATALOG PERPUSTAKAAN
Fungsi katalog dirumuskan oleh Charles A. Cutter dalam Rules for a Dictionary Catalog (1876) sebagai berikut:
1.      Memungkinkan orang menemukan dokumen yang diketahui
a.       Pengarangnya;
b.      Judulnya, atau;
c.       subyeknnya
2.      Menunjukkan karya apa yang dimiliki perpustakaan
a.       Oleh pengarang tertentu;
b.      Mengenai subyek tertentu (dan yang berkaitan)
c.       Dalam jenis (atau bentuk) tertentu
3.      Membantu dalam pemilihan dokumen berkenaan dengan
a.       Edisinya;
b.      Sifatnya (karya sastra atau bukan)


Katalog perpustakaan dapat mengatasi keterbatasan susunan dokumen dengan memberikan pendekatan ganda (multiple approach), yaitu dengan memungkinkan pencarian lewat:
1.      Pengarang
2.      Judul
3.      Subyek

Proses pengindeksan menghasilkan suatu cantuman bibliografi (bibliographic record) untuk tiap dokumen yang dimasukan dalam koleksi perpustakaan.
Cantuman bibliografi terdiri atas sekelelompok data bibliografi yang mengidentifikasi dokumen dan sebab itu, dapat menjadi wakil ringkas dokumen.
Data dari cantuman ini disajikan dalam katalog berupa entri katalog. Entri katalog dapat diperbanyak dan ditempatkan di berbagai tempat di katalog, sehingga suatu dokumen dapat dicati dan ditemukan lewat berbagai pendekatan, misalnya lewat pengarang, lewat judul, lewat subyek.

Tiap entri terdiri atas :
1.      Deskripsi bibliografi berisi ciri-ciri fisik dokumen:
a.       Judul
b.      Keterangan edisi
c.       Keterangan khusus, jika ada (misalnya skala peta, penomoran majalah, dan lainya)
d.      Tempat terbit, penerbit, tahun terbit
e.       Jumlah jilid  / halaman, keterangan ilustrasi, ukuran, lampiran
f.       Keterangan seri
g.      Catatan, berupa data yang dianggap penting
h.      ISBN

2.      Tajuk atau heading
a.       Nama, judul, istilah (tajuk subyek) yang ditempatkan di atas deskripsi sebagai unsure yang menentukan tempat (urutan) entri dalam katalog. Tajuk juga menjadi titik temu (access point) yang memungkinkan entri ditemukan kembali (di retrieve) pada tahap penelusuran.
3.      Nomor panggil atau call number
a.       Biasanya terdiri atas nomor kelas + 3 huruf pertama nama pengarang + huruf pertama judul (dari kata pertama yang bukan kata sandang) untuk perpustakaan yang memakai sistem penempatan relative.



Contoh entri katalog:


635.977 45                    
NAZ                 Nazaruddin
P                             Palem hias: ragam jenis, budi daya, peluang bisnis, dan analisis usaha / Nazaruddin, Syah Angkasa. – Jakarta : Penebar Swadaya, 1997.
                               Viii, 132 p. ; ilus. ; 23 cm.

                               Bibliografi
                               ISBN 979-497-405-2

1.    PALEM – BUDI DAYA      I. Judul     II. Angkasa, Syah






Contoh ini memperlihatkan format entri dari katalog berbentuk kartu. Jika katalog formatnya berbeda, misalnya katalog yang sudah computerized, yaitu dibuat dan disajikan dengan bantuan computer, maka penampilannya akan benda, namu data yang diberikan tetap sama.

Untuk tiap dokumen ada satu enteri yang disebut entri utama. Entri utama biasanya entri pengarang, yaitu entri yang tajuknya nama pengarang, tetapi kadang-kadang entri utama adalah entri judul. Entri utama dilakukan berdasarkan peraturan pengatalogan standard misalnya berdasarkan AACR2 atau Anglo-American Cataloging Rules 2nd ed.

Entri utama kemudian diperbanyak sesuai dengan pendekatan lain yang dibutuhkan untuk dokumen yang bersangkutan. Jumlah dan jenis entri tambahan (kecuali untuk entri tambahan subyek) juga harus dilakukan berdasarkan peraturan pengatalogan standard (AACR2).
Entri tambahan untuk subyek dibuat berdasarkan daftar tajuk subyek dan atau bagan klasifikasi.
Contoh satu set entri lengkap untuk buku Palem Hias sebagai berikut:


ß Entri utama = entri pengarang
Entri utama:


ß Jajakan

635.977 45                    
NAZ                 Nazaruddin
P                             Palem hias: ragam jenis, budi daya, peluang bisnis, dan analisis usaha / Nazaruddin, Syah Angkasa. – Jakarta : Penebar Swadaya, 1997.
                               Viii, 132 p. ; ilus. ; 23 cm.

                               Bibliografi
                               ISBN 979-497-405-2

1.    PALEM – BUDI DAYA      I. Judul     II. Angkasa, Syah




Entri tambahan untuk pendektan lewat judul



Palem hias: ragam jenis, budi daya, peluang bisnis dan analisis usaha
635.977 45                    
NAZ                 Nazaruddin
P                             Palem hias: ragam jenis, budi daya, peluang bisnis dan analisis usaha / Nazaruddin, Syah Angkasa. – Jakarta : Penebar Swadaya, 1997.
                               Viii, 132 p. ; ilus. ; 23 cm.

                               Bibliografi
                               ISBN 979-497-405-2

Jumat, 08 Mei 2015

sepak bola negatif

dalam permainan sepak bola modern saat ini kita bisa melihat pola permainan yang menawan, namun tidak untuk club seperti chelsea yang memainkan sepak bola negatif, semenjak di arsiteki pelatih asal portugal jose mourinho

koleksi perpustakan sekolah

  1. Jenis Koleksi
Koleksi atau bahan pustaka ada bermacam-macam, hal ini tergantung dari mana kita meninjaunya. Jenis-jenis koleksi dapat ditinjau dari bentuk fisiknya dan dari isinya.
  1. Ditinjau dari bentuk fisiknya
    1. Koleksi berupa buku, contohnya buku Bahasa Indonesia, buku tentang ilmu pengetahuan, dan buku tentang psikologi.
    2. Koleksi bukan buku, contohnya peta, globe, dan piringan hitam.
  2. Ditinjau dari isinya
  3. Koleksi fiksi, contohnya cerpen, novel, dan cerita anak-anak.
  4. Koleksi non-fiksi, contohnya kamus, buku-buku referensi, biografi, ensiklopedi, majalah, dan surat kabar.
Koleksi yang perlu diusahakan secara bertahap oleh guru pustakawan khusus untuk perpustakaan-perpustakaan sekolah di Indonesia dapat dirinci sebagai berikut.
  1. Buku-buku Referensi
    1. Kamus
Misalnya :
  • Kamus Umum Bahasa Indonesia
oleh : W.J.S. Poerwadarminta
  • Kamus Lengkap Inggris-Indonesia
oleh :   Prof. Drs. S. Wojowasito
Drs. Tito Wasito W.
  • Kamus Populer
oleh : Habeys
  • Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia
oleh : J. S. Bardu
  • Kamus Mini kata-kata Asing
oleh : Kridalaksana
  • Kamus Jerman Indonesia
oleh : Aetius
  1. Ensiklopedia
Misalnya :
  • Ensiklopedi Populer Remaja
oleh : Yayasan Cipta Loka Caraka
  • Ensiklopedi Umum
  • Ensiklopedi Indonesia
    1. Biografi
Misalnya :
  • Biografi Abu Bakar Siddiq
  • Biografi H. Agus Salim
  • Biografi Moh. Hatta
  • Biografi K. H. Dewantoro
  • Biografi Hamka
    1. Almanak
Misalnya :
  • Almanak Dewisri
  • Almanak Pembangunan
  • Almanak Negara RI
  • Almanak Pers Indonesia
  • Almanak Pertanian
  1. Buku-buku Ilmu Pengetahuan
  2. Buku-buku yang dihubungkan dengan agama
  3. Buku-buku yang digabungkan dengan kewarganwgaraan
  4. Buku-buku yang berkaitan dengan pertanian
  5. Buku-buku yang berkaitan dengan peternakan
  6. Buku-buku tentang kehutanan
  7. Buku-buku tentang perikanan
  8. Buku-buku dengan pers dan komunikasi
  9. Buku-buku tentang ilmu pengetahuan dan teknologi
  10. Buku-buku tentang sarana trasportasi
  11. Buku-buku tentang kewiraswastaan
  12. Buku-buku tentang seni
  13. Buku-buku tentang kesehatan
  14. Buku-buku tentang lingkungan hidup
  15. Buku-buku tentang surat menyurat
  16. Buku-buku tentang koperasi
  17. Buku-buku sejarah Indonesia dan dunia
  18. Buku-buku sastra
  19. Buku-buku lain yang sekiranya perlu
    1. Buku-buku ceritera
Misalnya :
  1. Tentang Delapan Orang
oleh : Satyagraha Hoerip
  1. Orang-orang Teladan

tips menjadi pustakawan profesional

Di era globalisasi, informasi telah menjadi kebutuhan utama dalam kehidupan manusia. Pemanfaatannya telah merambah ke seluruh aspek kehidupan tidak terkecuali di bidang perpustakaan yang penyampaiannya telah sedemikian canggihnya sebagai dampak dari perkembangan teknologi informasi. Tuntutan kebutuhan akan informasi, apalagi terkait dengan era globalisasi saat ini akan semakin meningkat dan bervariasi. Hal ini menuntut kualitas intelektual yang semakin tinggi.
Mencermati kondisi kepustakawanan kita saat ini, peran pustakawan di era globalisasi semakin komplek dan tidak mudah. Berbagai perubahan yang telah terjadi menempatkan posisi pustakawan pada suatu tantangan dalam menghadapi globalisasi informasi, diantaranya yaitu:
pustakawan harus mampu melewati tantangan sbb:
1. Tantangan teknis (SDM)
- Penguasaan TI
- Penguasaan bahasa asing
- Usaha merubah cara pandang dan tekad dalam memperbaiki kinerja para pustakawan dan para pejabat yang bekerja di perpustakaan.
2. Tantangan profesi
- Ketidakpercayaan diri pustakawan/paradigma pustakawan
Perpustakaan mempunyai suatu misi, yaitu melestarikan suatu hasil karya atau budaya bangsa yang terdapat dalam berbagai media baik cetak maupun non cetak. Harapan ke depan bagi pustakawan adalah menjadi seorang yang profesional di bidangnya, selalu belajar dan mengikuti perkembangan baik teknologi informasi maupun ilmu pengetahuan sehingga mampu memberikan suatu layanan yang cepat dan terampil. Dapat membuat keputusan secara cerdas, kapan dan bagaimana menggunakan teknologi yang tersedia.