Sistem
temu kembali Informasi (information retrieval sistem) adalah suatu sistem
penyimpanan, pencarian , dan pemeliharaan informasi . Informasi dalam konteks
ini dapat terdiri dari teks termasuk angka dan data tanggal ) , gambar ,
audio, video dan benda multi- media lainnya .
Tujuan sistem
temu kembali informasi adalah
Tujuan umum dari Information Retrieval Sistem adalah untuk meminimalkan pengeluaran pengguna menemukan informasi yang dibutuhkan.
Pendekatan Temu Kembali
2 pendekatan
temu kembali, yaitu perspektif manusia dan mesin
a. Perspketif
manusia
1) know-item
searching adalah dilakukan oleh pengguna ketika mereka mencari dengan
mengetahui bahan, seperti pengarang atau judul
2) subject
searching adalah dilakukan oleh pengguna
yang tidak mengetahui bahan secara khusus dalam pikiran, meraka dapat
menelusuri dengan pendekatan subyek
b. Perspektif
mesin
1) Citation indexing,
menggunakan rujukan dimuncul pada akhir dokumen, khususnya tulisan penelitian.
2) Hypertext links;
dikenal dengan WWW (world wide web)
mengidentifikasi kata atau prase dengan diklik maka terhubung dengan dokumen
yang sesuai atau dokumen yang sama pada bagian lainya.
3) Information filtering;
teknik pemisahan (sorting) data yang
besar untuk memberikan pencarian dalam susunan untuk mengeluarkan yang kurang
sesuai.
4) Image dan sound processing;
masa pengembangan, banyak penelitian
menempatkan dalam teknik temu kembali gambar, video, dan suara secara langsung
tetapi sistem kerjanya banyak menggunakan kata-kata.
Sarana temu
balik koleksi perpustakaan
Pengindeksan
menghasilkan dua sarana temu balik dokumen yang disimpan di perpustakaan:
1.
Susunan dokumen di rak
2.
Sistem katalog
SUSUNAN
DOKUMEN
Susunan dokumen
di rak dapat berfungsi sebagai sarana temu kembali apabila dokumen disusun
berdasarkan suatu ciri yag signifikan, misalnya isi (untuk dokumen non fiksi)
atau pengarang (untuk dokumen fiksi)
Ada dua sistem
penempatan atau susunan di rak:
1.
Penempatan tetap (fixed location / fixed order)
a. Dokumen
disusun menurut penerimaan, ukuran atau ciri non signifikan lain
b. Dokumen
mempunyai tempat tetap
c. Susunan
dokumen tidak membantu sebagai sarana temu balik informasi
2.
Penempatan relatif (relative location / relative order)
a. Dokumen
disusun berdasarkan isinya (subyek) Ã menurut nomor
kelas
b. Dokumen
dapat berpindah tempat jika ada dokumen baru
c. Baik
untuk ‘browsing’
d. Merupakan
sarana temu balik yang berguna (meskipun tidak sebaik katalog)
Kegunaan susunan
dokumen sebagai sarana temu balik dokumen juga dipengaruhi oleh sistem
pelayanan yang diterapkan di perpustakaan.
1.
Pelayanan atau susunan terbuka (open access)
2.
Pelayanan atau susunan tertutup (closed access)
Pelayanan
atau susunan terbuka (open access)
Pemakai dapat
memilih / mengambil sendiri dokumen yang dikehendaki sebab rak buku ditempatkan
di ruangan yang terbuka untuk umum (pemakai)
Pelayanan
atau susunan tertutup (closed access)
Pemakai tidak
dapat mengambil sendiri, tetapi harus minta bantuan petugas. Dokumen ditempatkan
di rak dalam ruangan tertutup untuk umum (pemakai). Dalam sistem pelayanan
seperti ini dokumen tidak dapat berfungsi sebagai sarana temu balik bagi
pemakai.
Kelebihan
susunan dokumen sebagai sarana temu kembali:
1.
Langsung
2.
Memungkinkan browsing.
Kekurangan
susunan dokumen sebagai sarana temu kembali:
1.
Pendekatan tunggal
2.
Susunan terputus (broken order)
3.
Dokumen mungkin tidak berada ditempatnya
karena sedang dipinjam, dijilid kembali, dan lainnya.
KATALOG
PERPUSTAKAAN
Fungsi katalog
dirumuskan oleh Charles A. Cutter dalam Rules
for a Dictionary Catalog (1876) sebagai berikut:
1.
Memungkinkan orang menemukan dokumen
yang diketahui
a. Pengarangnya;
b. Judulnya,
atau;
c. subyeknnya
2.
Menunjukkan karya apa yang dimiliki
perpustakaan
a. Oleh
pengarang tertentu;
b. Mengenai
subyek tertentu (dan yang berkaitan)
c. Dalam
jenis (atau bentuk) tertentu
3.
Membantu dalam pemilihan dokumen
berkenaan dengan
a. Edisinya;
b. Sifatnya
(karya sastra atau bukan)
Katalog
perpustakaan dapat mengatasi keterbatasan susunan dokumen dengan memberikan
pendekatan ganda (multiple approach),
yaitu dengan memungkinkan pencarian lewat:
1.
Pengarang
2.
Judul
3.
Subyek
Proses
pengindeksan menghasilkan suatu cantuman bibliografi (bibliographic record) untuk tiap dokumen yang dimasukan dalam
koleksi perpustakaan.
Cantuman
bibliografi terdiri atas sekelelompok data bibliografi yang mengidentifikasi
dokumen dan sebab itu, dapat menjadi wakil ringkas dokumen.
Data dari
cantuman ini disajikan dalam katalog berupa entri katalog. Entri katalog dapat
diperbanyak dan ditempatkan di berbagai tempat di katalog, sehingga suatu
dokumen dapat dicati dan ditemukan lewat berbagai pendekatan, misalnya lewat
pengarang, lewat judul, lewat subyek.
Tiap entri
terdiri atas :
1.
Deskripsi bibliografi berisi ciri-ciri
fisik dokumen:
a. Judul
b. Keterangan
edisi
c. Keterangan
khusus, jika ada (misalnya skala peta, penomoran majalah, dan lainya)
d. Tempat
terbit, penerbit, tahun terbit
e. Jumlah
jilid / halaman, keterangan ilustrasi,
ukuran, lampiran
f. Keterangan
seri
g. Catatan,
berupa data yang dianggap penting
h. ISBN
2.
Tajuk atau heading
a. Nama,
judul, istilah (tajuk subyek) yang ditempatkan di atas deskripsi sebagai unsure
yang menentukan tempat (urutan) entri dalam katalog. Tajuk juga menjadi titik
temu (access point) yang memungkinkan entri ditemukan kembali (di retrieve)
pada tahap penelusuran.
3.
Nomor panggil atau call number
a. Biasanya
terdiri atas nomor kelas + 3 huruf pertama nama pengarang + huruf pertama judul
(dari kata pertama yang bukan kata sandang) untuk perpustakaan yang memakai sistem
penempatan relative.
Contoh
entri katalog:
635.977 45
NAZ Nazaruddin
P Palem hias:
ragam jenis, budi daya, peluang bisnis, dan analisis usaha / Nazaruddin,
Syah Angkasa. – Jakarta : Penebar Swadaya, 1997.
Viii,
132 p. ; ilus. ; 23 cm.
Bibliografi
ISBN
979-497-405-2
1.
PALEM – BUDI DAYA I. Judul II. Angkasa, Syah
|
Contoh ini
memperlihatkan format entri dari katalog berbentuk kartu. Jika katalog
formatnya berbeda, misalnya katalog yang sudah computerized, yaitu dibuat dan disajikan dengan bantuan computer,
maka penampilannya akan benda, namu data yang diberikan tetap sama.
Untuk
tiap dokumen ada satu enteri yang disebut entri utama. Entri utama biasanya
entri pengarang, yaitu entri yang tajuknya nama pengarang, tetapi kadang-kadang
entri utama adalah entri judul. Entri utama dilakukan berdasarkan peraturan
pengatalogan standard misalnya berdasarkan AACR2 atau Anglo-American Cataloging Rules 2nd ed.
Entri
utama kemudian diperbanyak sesuai dengan pendekatan lain yang dibutuhkan untuk
dokumen yang bersangkutan. Jumlah dan jenis entri tambahan (kecuali untuk entri
tambahan subyek) juga harus dilakukan berdasarkan peraturan pengatalogan
standard (AACR2).
Entri
tambahan untuk subyek dibuat berdasarkan daftar tajuk subyek dan atau bagan
klasifikasi.
Contoh
satu set entri lengkap untuk buku Palem Hias sebagai berikut:
ß Entri utama = entri pengarang
|
Entri
utama:
ß Jajakan
|
635.977 45
NAZ Nazaruddin
P Palem hias:
ragam jenis, budi daya, peluang bisnis, dan analisis usaha / Nazaruddin,
Syah Angkasa. – Jakarta : Penebar Swadaya, 1997.
Viii,
132 p. ; ilus. ; 23 cm.
Bibliografi
ISBN
979-497-405-2
1.
PALEM – BUDI DAYA I. Judul II. Angkasa, Syah
|
Entri
tambahan untuk pendektan lewat judul
|
635.977 45
NAZ Nazaruddin
P Palem
hias: ragam jenis, budi daya, peluang bisnis dan analisis usaha /
Nazaruddin, Syah Angkasa. – Jakarta : Penebar Swadaya, 1997.
Viii,
132 p. ; ilus. ; 23 cm.
Bibliografi
ISBN
979-497-405-2
1.
PALEM – BUDI DAYA I. Judul II. Angkasa, Syah
|
Entri
tambahan untuk pendektan lewat pengarang ke-2
Angkasa, Syah
635.977 45
NAZ Nazaruddin
P Palem
hias: ragam jenis, budi daya, peluang bisnis dan analisis usaha /
Nazaruddin, Syah Angkasa. – Jakarta : Penebar Swadaya, 1997.
Viii,
132 p. ; ilus. ; 23 cm.
Bibliografi
ISBN
979-497-405-2
|
Entri
tambahan untuk pendektan lewat subyek
PALEM – BUDI DAYA
635.977 45
NAZ Nazaruddin
P Palem
hias: ragam jenis, budi daya, peluang bisnis dan analisis usaha /
Nazaruddin, Syah Angkasa. – Jakarta : Penebar Swadaya, 1997.
Viii,
132 p. ; ilus. ; 23 cm.
Bibliografi
ISBN
979-497-405-2
|
Deskripsi
bibiliografi pada tiap entri sama, karena tiap entri merupakan penggandaan
entri utama, yang kemudian ditambahkan tajuk atau heading lain, sehingga
dokumen ini selain lewat pengarang ke-1 dapat dicari juga lewat pengarang ke-2,
judul dan subyek, sistem pembuatan entri katalog yang sangat praktis ini,
disebut sistem entri unit atau unit entry
sistem.
0 komentar:
Posting Komentar